Penipuan Segitiga" Ancam Transaksi Online, Polda Riau Imbau Masyarakat Berhati-hati

Penipuan Segitiga

Sabtu 19 Juli 2025 12:15:33 WIB

Tribratanews.riau.polri.go.id. Masyarakat Riau diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan ekstra saat bertransaksi jual beli melalui platform daring. Modus penipuan "segitiga" kini menjadi ancaman serius yang semakin marak, memanfaatkan celah kepercayaan antara penjual dan pembeli. Skema kejahatan ini, yang melibatkan seorang penipu sebagai perantara palsu, berpotensi merugikan kedua belah pihak secara finansial.

Hal ini dijelaskan oleh Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Anom Karibianto, bagaimana modus penipuan ini bekerja.

Menurut Anom, "Penipuan Segitiga" biasanya dimulai ketika seorang penjual asli, sebut saja Rama, menawarkan misalnya sebuah motor bekas seharga Rp15 juta – di salah satu toko online terkemuka. Di sisi lain, seorang calon pembeli, misalnya Dini, sedang mencari motor serupa dengan harga yang lebih terjangkau.

Di sinilah peran penipu masuk. "Pelaku akan memantau iklan Rama, lalu dengan cepat membuat iklan tiruan di platform yang sama. Mereka menggunakan foto dan deskripsi yang persis sama, namun dengan iming-iming harga yang jauh lebih murah, misalnya Rp5,5 juta," terang Kombes Pol Anom, saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu, (19/7/2025).

Dini, yang tergiur dengan penawaran murah tersebut, tanpa ragu akan menghubungi nomor kontak yang tertera di iklan palsu tersebut, yang tak lain adalah nomor si penipu. Namun, Anom menegaskan bahwa sebelum penipu merespons Dini, mereka sudah lebih dulu menghubungi Rama. "Penipu akan berpura-pura sebagai makelar atau seseorang yang membantu temannya membeli motor. Mereka akan menegosiasikan harga asli dengan Rama, yaitu Rp15 juta," jelasnya.
Setelah harga disepakati antara Rama dan penipu, penipu kemudian akan memberikan arahan kepada Rama. "Biasanya, penipu akan meminta Rama untuk mengatakan bahwa mereka adalah sepupu atau teman, jika ada orang lain yang datang untuk melihat motor," imbuh Kombes Pol Anom.

Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesan bahwa penipu adalah bagian dari keluarga atau lingkaran dekat Rama, sehingga menumbuhkan rasa percaya pada calon pembeli.
Selanjutnya, penipu akan menyambut Dini dengan sangat ramah, memberikan semua detail tentang motor seolah-olah mereka adalah pemilik sahnya. Untuk lebih meyakinkan Dini, penipu akan mengajak Dini untuk mengecek langsung kondisi motor. Dini, yang sudah termakan bujuk rayu harga murah dan kesempatan cek fisik, akan menyetujui pertemuan tersebut. Yang tidak ketahui Dini adalah nomor rekening yang diberikan oleh penipu untuk pembayaran adalah rekening milik penipu itu sendiri.
Pada akhirnya, penipu akan mengoordinasikan pertemuan antara Rama (penjual asli) dan Dini (pembeli). "Mereka akan bertemu di lokasi yang sudah ditentukan. Karena instruksi dari penipu, baik Rama maupun Dini akan mengira bahwa mereka adalah teman atau kerabat dari penipu yang ‘menjembatani’ transaksi ini," kata Kombes Pol Anom.
Setelah Dini mengecek motor dan merasa cocok, ia tanpa curiga langsung mentransfer sejumlah uang (Rp5,5 juta) ke rekening yang diberikan penipu. Momen krusial terjadi setelah transfer. Ketika Dini akan membawa pulang motornya, Rama akan meminta pembayaran. "Di sinilah kedua belah pihak baru sadar mereka ditipu. Dini menunjukkan bukti transfer ke rekening yang dia kira milik penjual, sementara Rama tidak menerima uang sama sekali," ungkap Anom dengan nada prihatin.


Melihat semakin lihainya modus kejahatan ini, Kombes Pol Anom Karibianto mengimbau seluruh masyarakat Riau untuk senantiasa berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. "Jangan mudah tergiur dengan harga yang terlalu murah. Selalu lakukan verifikasi ganda terhadap identitas penjual atau pembeli," tegasnya.
Anom juga menekankan pentingnya pembayaran setelah barang diterima dan diverifikasi dengan benar, serta memastikan nomor rekening yang digunakan adalah milik penjual asli. "Jika ada pihak ketiga yang mengaku sebagai perantara, selalu konfirmasi langsung kepada penjual atau pemilik barang. Jika memungkinkan, lakukan transaksi secara langsung dan tatap muka. Dan yang paling penting, jangan pernah ragu untuk segera melaporkan ke pihak berwajib jika Anda menemukan indikasi penipuan," pungkas Anom sambil menutup pembicaraan

Scroll to top