Iptu Razali, Profile Personil Polisi Teladan Polda Riau

Iptu Razali, Profile Personil Polisi Teladan Polda Riau

Rabu 21 April 2021 23:35:02 WIB

Namanya Razali, seorang pemuda desa dari Pasaman, terlahir tanggal 1 Desember 1966. Merupakan anak ke tiga dari delapan bersaudara. Perjuangan hidupnya sejak tahun 60-an sungguh dapat dijadikan sebuah tauladan bagi generasi milenial yang hidup serba instan dimasa sekarang. Hingga akhirnya, ia mampu merubah jalan hidupnya dan kini menjadi seorang Perwira berpangkat Inspektur Polisi tingkat Satu (Iptu) di Kepolisian selaku PS Kanit Lantas Polsek Pekanbaru Kota Polresta pekanbaru.

Ditemui oleh Kontributor tribratanewsriau.com disela sela tugasnya selaku petugas Polantas di depan Ramayana Mall jalan Sudirman Kota Pekanbaru, Rabu tadi sore (21/04/2021), pak Razali, demikian ia biasa dipanggil, menceritakan tentang kehidupan masa kecilnya di Pasaman Sumatera Barat. “Kami semua delapan bersaudara mas…” ujarnya memulai cerita. Dari kehidupan masa kecilnya yang memang saat masih susah di Pasaman pada dekade tahun 1960-an. Dimasa itu kehidupan tidak lah mudah. Listrik pun belum ada. Indonesia masih dilanda perang saudara berkepanjangan. Beberapa pemberontakan terjadi di daerah daerah. Bapak Razali bersama delapan saudaranya ikut dalam kehidupan yang masih sangat prihatin.

Ia beruntung memiliki orang tua yang mengutamakan sekolah bagi anak anaknya dimana sekolah dimasa itu adalah sebuah “Benda Aneh” yang tak ada kaitan dengan kesuksesan masa depan.

Dimulai dengan kakak kandungnya yang tamatan sekolah setara SMP dimasa itu, kemudian sang kakak mencoba peruntungannya, melamar untuk menjadi seorang prajurit Polri dan lulus. Melihat sang kakak dengan pakaian dinasnya yang gagah sebagai Prajurit Polri (Masih bernama ABRI di kala itu), Sang Razali kecil pun bercita cita ingin seperti Sang kakak. Ia pun bersabar untuk menamatkan sekolah hingga SMA dimana bersekolah di masa tahun 1970-an masih sebuah perilaku yang asing. “Tidak banyak masyarakat dimasa 1960-an itu yang tau betapa pentingnya sekolah” ujar jebolan Sarjana Hukum Universitas Lancang Kuning Pekanbaru ini. Dengan tetap bersemangat, Razali kecil tetap dengan tekun bersekolah hingga tamat SMA.

Dimasa itulah ia kemudian, seusai menamatkan Pendidikan SMA nya, ia dipersiapkan oleh abang kandungnya untuk kemudian ikut melamar menjadi Bintara Polri. “Kakak saya masuk Polri melalui jalur tamtama, sementara saya dipersiapkan abang saya melalui jalur Bintara. Makanya saya, selain biaya dari orang tua, juga dikirimkan biaya oleh abang saya yang udah lebih duluan menjadi Prajurit Polri dari jalur tamtama” ujar Razali mengenang masa masa sulitnya bersekolah di tahun 1970-an itu. Hari berganti hari dan iapun kemudian menamatkan sekolah hingga tamat SMA. Saat dimana ia harus berangkat dari Pasaman ke Pekanbaru, dengan cara transit satu hari di Bukiktinggi. “Dulu gak bisa langsung mas. Perjalanan dari pasaman ke Pekanbaru harus transit selama sehari di Bukiktinggi. Barulah kemudian melanjutkan perjalanan lagi ke payakumbuh dan akhirnya ke Pekanbaru” ujarnya.

Dimasa itu kemudian ia melamar masuk menjadi Bintara Polri. Proses itu bukanlah mudah. Pertama melamar ia gugur dalam masa Tes. Barulah tahun depannya, ia mempersiapkan diri dengan lebih baik. Berbekal dengan persiapan yang lebih baik, terbukti ia bisa lulus dan masuk Pendidikan Bintara di SPN Polda Riau. “Masa saya dulu Pendidikan Bintara Polri waktu itu tempat ini masih SPN mas…” ujar Iptu Razali sambil mengenang tempatnya berdiri, saat wawancara sambil berjalan sore tadi kami sedang berada di Gedung Polda Riau dimana tempat ini dahulunya memang adalah SPN (Sekolah Kepolisian Negara).

Usai Pendidikan dan menjadi Bintara Polisi, ia dilantik dengan pangkat Sersan Dua (Serda). Karier nya bener bener mulus tanpa sekalipun cacat yang bisa mencoreng kariernya sebagai seorang personil Polri. “Selama meniti karier di Kepolisian, hingga saat ini, saya benar benar menjalaninya sebagai seorang polisi yang baik. Tak pernah dapat teguran, tak pernah berkasus yang bisa mencoreng nama baik pribadi maupun nama baik institusi Kepolisian. Saya selalu menjalani dinas dengan full dedikasi. Mengabdi kepada negeri ini tanpa pernah berharap lebih. Gaji yang saya terima dari negara, ya itulah yang saya gunakan untuk membiayai keluarga” ujar bapak dua anak yang sudah menginjak usia dewasa ini.

Kini kedua anaknya sudah dewasa dan sudah berkeluarga. “Anak saya yang besar lelaki, dan sudah bekerja sebagai Pegawai Negeri dan dari putera saya ini, kini saya sudah memiliki seorang cucu lelaki yang gagah. Sementara adiknya perempuan kini sudah dalam tahap semester akhir di Fakultas Keperawatan di salah satu PTN ternama di Pekanbaru” ujar Razali.

Dimata orang sekampungnya, di Jalan Ketapang - Marpoyan Damai, iapun dikenal sebagai pribadi yang ramah dan suka bergaul. “Pak Razali dan Buk Sus merupakan warga yang aktif di kampung kami. Beliyo itu udah lama jadi pengurus masjid di kampung kami. Sementara Buk Sus juga dikenal dengan keramah tamahannya” ujar Yuspan Heri, warga yang tinggal di dekat rumah Iptu Razali.


Dari karier mulus tanpa cacat dan cela, ditambah dengan pergaulannya di sekitar rumah tinggalnya ini lah, akhirnya Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi, selaku Kapolda Riau memutuskan untuk memberikannya penghargaan sebagai Polisi Teladan di Riau.

Dengan penghargaan yang diterimanya ini, yang telah menjalankan tugas sebagai Polisi selama 34 tahun tanpa cacat dan cela, akan mampu menjadi suri tauladan bagi Polisi manapun di negeri ini. Semoga….

Scroll to top