Senin 22 Agustus 2016 15:14:49 WIB
Tribrata News Riau - Polda Riau telah dilaksanakan seminar ttg Karlahut dengan tema "Seminar Sudah Saatnya Riau Peduli Gambut Guna Mengantisipasi Karhutla 2017". Bertempat di SPN Pekanbaru. Senin (22/8/2016)
Adapun yang hadir Wakapolda Riau Kombes Pol Drs. Suharsono, Irwasda Polda Riau Kombes Pol Drs. Ahmad N. Alamsyah, Para pejabat utama Polda Riau, Para Kapolres Jajaran Polda Riau, Dandim Jajaran Riau, Sekda Kab. Kadis kehutanan Prov Riau. Biro Hukum Riau. Ka badan lingkungan hidup Prov Riau.
Menghadirkan para audien Kepala Badan Restorasi Gambut RI: Prof Dr Haris Gunawan, BPKP Perwakilan Riau: Rustam, Kepala Biro Hukum Prov Riau: Elly Wardhani serta Kepala Bapedda Riau: Supriyadi.
Polda Riau sejak bulan Januari 2016 telah mentapkan Program Prioritas Kapolda Riau dalam hal Mitigasi Bencana Asap dengan langkah antisipasi yang bersifat strategis meliputi :
1. Pemberdayaan masyarakat Desa
Dengan membentuk forum gotong royong masyarakat melawan karlahut, sehingga diharapkan mereka sadar untuk tidak membakar laqhan dan mendukung pembangunan sekat kanal non permanen di lingkungannnya.
2. Tata Kelola Gambut
Menggelorakan pembangunan sekat kanal non permanen pada kanal yang berada di lahan gambut.
3. Membangun kerja Sama dengan pihak ke III.
Terkait dalam dukungan pembiayaan pembangunan sekat kanal non permanen dari dana CSR (Corporate Social responsibility) Perusahaan.
Program Priorotas Kapolda Riau ini merupakan salah satu terobosan kreatif dalam penanganan Karhutla, namun dihadapkan dengan permasalahan khususnya dibidang anggaran. Karena tidak adanya anggaran baik APBD maupun APBN yang dapat mendukung program penanganan gambut dengan sekat kanal non permanen di Provinsi Riau.
Oleh sebab itu cara efektif untuk merealisasikan program tersebut adalah melakukan gotong royong yang melibatkan masyarakat dan Stakeholder. Karena konteksnya gotong royong, cara pengerjaannya dilakukan secara sukarela tanpa dipungut bayaran. Hal ini sesuasi dengan sendi kehidupan bangsa Indonesia yang mengedepankan musyawarah mufakat dan saling bekerja sama dalam mengatasai permasalahan yang bterjadi dilingkungannya.
Selanjutnya agar gotong royong dapat terlaksana, maka kami mengajak para pengusaha yang berada disekitar daerah yang rawan karhutla, untuk bekerja sama dengan Polda maupun Polres guna mendukung pembiayaan melalui dan CSR Perusahaan.
Cara pembuatan sekat kanal gotong royong yang dipelopori oleh Polda Riau dengan melibatkan masyarakat dan didukung oleh Stakeholder serta pengusaha.
Hasil kerja keras pembangunan sekat kanal non permanen secara gotong royong, sampai bulan Agustus 2016 telah dibangun sebanyak 2.065 unit.
Manfaat yang dapat dirasakan dengan Program Sekat Kanal non permanen pada lahan gambut, dapat saya sampaikan sebagai berikut :
1. Mendukung program Pemerintah Provinsi Riau Bebas Asap Tahun 2016, hasil yang dapat kita rasakan sampai saat ini adalah dalam periode yang sama dibandingkan pada tahun 2015 yang lalu.
2. Zero Hot Spot pada kawasan Pilot Project percontohan penanganan lahan gambut dengan sekat kanal non permanen. Yaitu di Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar dan Desa Rantau baru kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Pada musim kemarau kedua Tahun 2016. Kondisi air gambut masih tertahan pada sekat kanal dan kubah gambut. Sehingga pada kawasan tersebut tidak terjadi Hot Spot dan Kondisi Gambut masih tetap lembab dan basah.
3. Telah ditetapkan desain Prototype serta kontribusi dan penempatan sekat kanal non permanen, yang efektif dapat menahan air gambut diseluruh wilayah Provinsi Riau
4. Stakeholder, masyarakat dan pengusaha sedah dapat memahami ketentuan batasan ketinggian level air pada setiap kanal dilahan gambut. Yaitu 40 cm permukaan taqnah gambut yang di ijinkan sesuai PP 71 tahun 2014 tentang Tata kelola Gambut.
5. Penggeleran sekat kanal non permanen, mendukung Program Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia. Dimana sasaran prioritas untuk Provinsi Riau yaitu pada Kabupaten Kepulauan Meranti, namun penanganan Tata Kelola gambut, telah ditanda tangani oleh Polda Riau bersama-sama dengan Satgas siaga bencana asap Provinsi Riau dengan menggelar sekat kanal non Permanen pada setiap Kabupaten/Kota.
6. Menghilangkan persepsi bahwa membangun sekat kanal merupakan pekerjaan yang sulit dan butuh biaya mahal. Namun dari desain dan prototypr sekat kanal non permanen yang yang telah dikembangkan oleh Polda Riau yaitu dengan bahan karung bekas dan tanah. Ternyata bahannya sangat murah serta mudah dalam pembuatannya. Namun dari sisi manfaat, sangat efektif untuk menahan air gambut agar tidak langsung terbuang ke sungai atau ke laut.
Pembangunan sekat kanal non Permanen yang dilakukan Polda Riau bersama-sama Stakeholder, bukan merupakan tugas Pokok Polri. Namun karena perlu langkah nyata yang bersifat permanen dalam mengatasi Karlahut di tahun 2016 ini, maka dipelopornya Pembangunan Gambut dengan sekat kanal gotong royong.
Agar terjadi berkesinambungan program penanganan gambut di tahun mendatang. Dibutuhkan kebijakan dari Pemerintah Provinsi Riau. Karena kebijakan tersebut akan berdampak terhadap dukungan anggaran dari APBD dan kejelasan SKPD yang akan kedepankan dalam penanganan lahan gambut.
Demikianlah juga diharapkan peramasalahan yang dihadapi dalam penanganan lahan gambut di Tahun 2016. Tidak akan terulang pada tahun 2017 mendatang. Karena bencana asap akibat Kathutla apabila tidak ditangani secara Komprehensif, utamanya terhadap 3 unsur penyebab Karhutla yaitu orang yang membakar, Adanya Api dan Penanganan gambut kering. Maka bencana asap akan terus berulang setiap tahunnya (Vk).