Senin 05 September 2016 10:56:59 WIB
tribratanewsriau. Aktifitas predator Sungai Rokan kini makin mengkhawatirkan masyarakat. Ahad (4/9) malam sekitar pukul 20.30 WIB, seorang warga Teluk Pulau Hilir disambar buaya saat tengah menangguk udang halus di tepian sungai.
Nasib baik berpihak kepada Surya, yang lolos dari gigitan buaya berukuran besar itu. Surya kala itu bersama adiknya Wira pergi ke tepian Sungai Rokan tepatnya dekat bekas rumah suluk H Khalifah Mudo, Kepenghuluan Pematang Sikek.
Kebetulan ketika itu air Sungai Rokan keruh pekat, saat seperti ini populasi udang halus cukup banyak. Kala itu, diceritakan Surya, selepas bagda Isya ia dan beberapa orang lainnya pergi menangguk udang.
Kendati lokasi mereka tidak satu tempat, melainkan mencari tempat masing-masing untuk menangguk udang halus. Saat tengah asik menangguk udang, Surya telah mengumpulkan hampir setengah kilo udang halus. Tanpa disadari ternyata ia telah diintai oleh dua ekor buaya.
Diceritakan ayah tiga anak ini, saat buaya menyambarnya, dia tak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya, buaya menyambarnya tepat mengenai ujung kaki kirinya. Seketika ia di tarik ke dasar sungai.
Melihat abangnya disambar buaya, Wira berusaha ingin menolong, akan tetapi ia takut. Sebab, masih ada satu ekor buaya lagi. Sepuluh meter Surya diseret ke tengah. Ia ditenggelamkan buaya dan diputar-putar di dalam air.
"Perasaan tidak tentu lagi, yang terpikirkan hanya keluarga dirumah. Dalam keadaan itu, aku terus istigfar dan mengucap takbir tiga kali. Tepat ditakbir ketiga kaki ku terasa ringan. Dan lepas, terus berenang ke tepi," kata Surya.
Tiga Jam Melawan Buaya
Sekitar tiga menit bergelut dengan buaya, ujung kaki kiri yang digigit buaya akhirnya terlepas. Ia melawan tidak karuan, dalam kondisi tenggelam Surya mengaku tidak terhirup maupun tertelan air sedikitpun.
"Kaki saya digigitnya, terus badan saya bergesekan dengan badan buaya. Senter masih ditangan, saat terasa pada badan buaya langsung saya peluk, saat itu saya terus istiqfar dan mengucapkan takbir," ceritanya.
Sementara itu, Wira adiknya, di atas daratan kebingungan melihat sang abang yang sudah tidak kelihatan di permukaan air. Ia berusaha berteriak minta tolong, namun upayanya itu disangka hanya gurauan belaka oleh warga lainnya yang saat itu sedang asik menangguk udang juga.
Hampir tiga menit, Wira ingin mencari pertolongan keluar dari lokasi bibir sungai, ketika akan membalikkan badan. Ia melihat pancaran cahaya lampu senter yang masih dipegang Surya. "Dia (Wira) kebingungan. Ketika melihat suar senter yang ku pegang langsung ia berteriak, cepat bang," sebut Surya lagi.
Setelah berhasil naik ke darat, warga lainnya berdatangan. Surya merasakan perih pada kaki kirinya, ia membatin bahwa kakinya sudah putus. "Perasaan sudah tak menentu, kaki perih, ketika ku senter sudah berdarah. Ku sangka sudah putus," ungkapnya.
Dipapah Warga
Ditolong beberapa warga, Surya dipapah dan langsung menuju Polindes Teluk Pulau Hilir. Akibat gigitan buaya itu, ia mengalami tiga jahitan luka, sementara jari manis kaki kirinya patah. Masih saja ada kata untung, kala itu Surya mengenakan sepatu boot.
Dengan kejadian yang menimpa dirinya, Surya mengingatkan kepada lapisan masyarakat untuk tidak lagi pergi ke tepian sungai. Karena, ia sendiri sudah mengalami.
"Saya hanya mengingatkan, kali ini saya sudah disambarnya. Jangan sampai yang lainnya kena juga. Saya harap warga tidak lagi menangguk udang di sana," ucapnya.
Berasal dari kejadian itu, banyak warga menyebutkan, bahwa sejarahnya sejak dulu belum pernah di Teluk Pulau Hilir dan sekitarnya terjadi ada buaya menyambar manusia. "Baru kali ini terjadi. Sejarahnya, sejak dulu tidak pernah ada terjadi buaya menyambar manusia di sini," sebut Anto.
Ema, abang korban mengaku lega mendengar adiknya selamat dari gigitan buaya. Kalau terdengar ada yang disambar buaya, kecil harapan untuk bisa selamat. "Ini menjadi peringatan kita semua. Alhamdulillah, bisa selamat. Dan hanya luka kecil saja," pungkasnya (eda)