Jumat 04 November 2016 13:25:40 WIB
Tribratanewsriau. Cerita dibalik unjuk rasa Ummat Islam 4 Nofember banyak pihak merasa was was. Perasaan was was itu timbul andai saja unjuk rasa ummat Islam itu menimbulkan eskalasi yang meningkat yang bisa saja membuat psikologi massa menjadi hangat dan mengarah pada kerusuhan.
Namun tidak demikian halnya jika kerusuhan itu tidak ada dan keramaian massa dalam demontrasi tetap dalam kondisi kondusif. Yang terjadi dalam sebuah demo justru malah menjadi "ladang rejeki" bagi masyarakat sekitar. Sebagaimana amatan awak tribratanewsriau selama dilapangan yang sudah berlalu hari ini tadi pagi (04/11/2016).
Para pedagang tentu hanya bisa berdagang dengan aman jika demo bisa berjalan tanpa ada kerusuhan. Di dalam foto bisa kita lihat aparat yang sedang beristirahat malah membeli dagangan Siomay si Mas yang berjualan disekitar pasukan Brimob Polda Riau.
Saat dimintai keterangannya oleh awak tribratanewsriau, penjual Siomay Mas Ngatimin (27thn), yang mengaku berasal dari brebes Jawa Tengah ini bisa berjualan dengan tenang. Mas Ngatimin yang menolak untuk difoto wajahnya secara langsung ini mengatakan ia sudah enam tahun merantau ke Pekanbaru dan berjualan siomay. "Saya senang kalo tiap hari ada demo mas, rejeki saya malah lancar" ujar Mas Ngatimin si pedagang Siomay dengan senyum merekah.
Sebenarnya dalam kondisi seperti Mas Ngatimin yang malah "panen rejeki" saat demo ini adalah apabila kita ingin menunaikan hak hak kita dalam berdemo atau unjuk rasa maka lakukanlah dengan damai maka demo itu akan akan mengalirkan Rachamah, Berkah dan rejeki bagi orang orang sekeliling kita. Namun sebaliknya jika kita melakukan pemaksaan kehendak saat suara kita harus dilaksanakan orang dan berubah menjadi kerusuhan maka kita harus waspadai bahwa penunggang yang ingin kebhinnekaan Nusantara terkoyak akan berpesta pora saat mereka berhasil memecah belah Nusantara yang Multi etnik ini (AA)