Selasa 07 Maret 2017 15:42:00 WIB
Tribratanewsriau.com- Namanya Muchlis Septiade Nugrah. Sebagai seorang Polisi remaja dan baru dilantik, umurnya baru 18 menjelang 19 tahun. Setelah dilantik Kapolda Riau tadi pagi (07/03/2017) kini ia berhak menggunakan pangkat Brigadir Polisi Dua di depan namanya. Di masa masa awal tamat SMK jurusan analis Kimia, ia bekerja di sebuah perusahaan Perkebunan Sawit. Setelah hampir setahun bekerja di perusahaan itu, Muchlis, demikian ia biasa dipanggil teman temannya merasa tidak mungkin berlama lama kerja di perusahaan karena masa depannya ia yakin bisa lebih baik jika ia mencari pekerjaan lain.
Apalagi adiknya juga belum bekerja sementara Ayahnya hanyalah seorang karyawan biasa dibagian operator mesin bubut di sebuah perusahaan swasta di Kota Dumai. Mereka bukanlah tergolong keluarga kaya yang banyak harta. Satu ketika adiknya yang sudah menganggur selama setahun datang ke ibunya meminta ijin untuk masuk Tamtama di Kepolisian. Ibunya merestui dan menyanggupi keinginan anaknya ini jika hanya sekedar biaya untuk pulang pergi Dumai - Pekanbaru dalam rangka mengikuti rangkaian tes masuk Polisi. "Tapi kalau mengurus kalian masuk Polisi lalu ibu harus nyogok ratusan juta untuk orang tak bertanggung jawab maka lebih baik tak usah masuk karena ibu tak punya uang" ujar ibu mereka. Pada kesempatan itu Muchlis juga mendengar rencana adiknya yang bernama Surya Zulfahmi ini. Sadar bahwa keluarganya bukan keluarga kaya, Muchlis dan adiknya Zulfahmi mengingat baik baik pesan ibunya ini.
Kemudian adiknya meminta Muchlis untuk mendaftarkan dia masuk Tamtama Polisi karena saat ini cara pendaftarannya adalah cara cara Online. Tertarik dengan cara cara Online ini kemudian Muchlis malah jadi ikut ikutan latah mendaftar dan mengambil pilihan Bintara Polisi sementara adiknya mantap di Tamtama Polisi.
Pada masa masa pendaftaran dan mengikuti rangkaian test Muchlis merasa pesimis total bisa lulus karena selama ini ia mendengar kabar burung bahwa kalau ingin lulus masuk Polisi harus nyogok sekian ratus juta rupiah baru bisa lulus. Selama mengikuti rangkaian tes ia sering mendengar panitia dari Polda Riau yang mengumumkan melalui microphone supaya peserta test tidak memberi uang sogok pada siapapun karena pengumuman kelulusan setiap mata ujian dilakukan secara transparan dan terbuka. Selanjutnya kata panitia, jika ada yang mengaku ngaku bisa mengurus untuk lulus maka itu adalah perilaku orang orang yang "nembak diatas kuda" atau numpang cari duit padahal dia tak melakukan apapun untuk membantu kelulusan seorang peserta test.
Hingga test berakhir ternyata Muchlis lulus semua mata uji tanpa pakai sogok seperti yang sering ia dengar selentingan tak bertanggung jawab diluar sana. Dan yang tak kalah bangganya adik kandungnya yang bernama Surya Zulfahmi juga lulus sebagai Tamtama Polri dan malah sudah duluan bertugas dibanding dirinya karena pendidikan tamtama hanya 6 bulan sementara dirinya yang masuk Bintara menempuh pendidikan selama 7 bulan.
Rerata lulusan Bintara Remaja Polda Riau yang diwawancarai oleh awak Tribratanews mengatakan bahwa mereka lulus murni dan tak perlu pakai sogok ujar mereka. Dalam kesempatan terpisah, Kapolda Riau, Irjen Pol Drs Zulkarnain yang dimintai tanggapan setelah upacara pelantikan Bintara Remaja Polda Riau dalam perjalanan menuju Mobilnya, Zulkarnain mengatakan agar para peserta test jangan mau diperalat oleh para calo karena para calo itu tak akan bisa menentukan kelulusan para peserta test masuk Polisi karena setiap mata ujian dilakukan secara terbuka. Para peserta test itu sendiri akan tau dia lulus atau tidak sebelum Panitia mengumumkan karena ada target yang harus dicapai oleh peserta tes.
"Kalo anda bisa capai target maka anda otomatis lulus. Kalo tak mencapai target yang ditetapkan panitia maka otomatis anda gak lulus. Jadi kalau gak capai target yang ditetapkan panitia, mau diurus siapapun gak akan bisa lulus" ujar Zulkarnain sambil menutup pintu kendaraannya (AA)