Dalam jarak yang tidak terlalu jauh dari ibukota Kecamatan, yakni sekitar 76 kilometer namun jarak ini terpaksa harus ditempuh selama 12 jam jika cuaca dalam keadaan hujan dan tidak bersahabat karena di dusun ini belum ada akses jalan beraspal dan sama sekali tidak tersentuh oleh Tekhnologi karena belum ada PLN dan tidak ada sinyal HP di dusun ini. 

Bripka Ralon Manurung mencoba masuk ke dusun ini dan kini beliau sedang membangun sebuah sekolah SD permanen di dusun tersebut. Desa ini hanya memiliki sebuah gedung SD yang sangat sederhana terbuat dari kayu kayu lusuh, dengan jumlah murid sebanyak 40 siswa. Padahal dilingkungan dusun itu anak usia sekolah jumlahnya jauh lebih banyak. Dibangun tahun 1996 oleh masyarakat dusun tersebut. Dengan usia bangunan konstruksi kayu sederhana ini, yang telah berusia sekitar 21 tahun lalu, tentu saja kondisi bangunannya sudah sangat memprihatinkan. 

Berangkat dari kondisi inilah, Bripka Ralon Manurung mencoba mendobrak dan mengajak masyarakat dusun ini untuk bergerak membangun desa mereka. Pembangunan bangunan sekolah ini saat ini sedang dalam proses. Kita tentu saja berharap agar para dermawan Riau ikut meninjau karena pembangunan bangunan sekolah ini murni menggunakan dana pribadi Bripka Ralon Manurung. 

Selesai membangun bangunan SD sebanyak dua pintu, Bripka Ralon Manurung yang merupakan ummat Kristiani ini, sudah berniat untuk menambah sebuah bangunan Musholla sederhana di lingkungan tanah sekolah SD ini, yang ingin ia persembahkan untuk masyarakat sekitar. Misinya sangat sederhana dan tidak muluk muluk, karena ia hnya ingin berbagi kasih pada sesama secara tulus.

Semoga upaya yang dilakukan Bripka Ralon Manurung ini mampu menggugah para dermawan lainnya untuk ikut berbagi pada sesama. Amiien…