Selasa 03 April 2018 18:48:23 WIBTribratanewsriau -
Tiupan Kapolda Riau Irjen Pol Drs Nandang MH, Pimpinan Umum Perusahaan Pekanbaru MX A Kadir Bey, Wakil Pimpinan Umum T Romi Abram, General Manajer Hendri Agustira, Pimpinan Redaksi Lukman Hakim dan Armadzi Yendra selaku manajer pemasaran serta jajaran redaksi harian Pekanbaru MX mematikan api yang menyala membakar sumbu lilin kue ulang tahun ke 12 tahun harian Pekanbaru MX, Selasa (3/4) siang.
Kegiatan tiup lilin dilakukan diruang Kapolda Riau, bersempena hari lahirnya harian Pekanbaru MX yang diperingati setiap tanggal 3 April. Dimana, Pekanbaru MX lahir pada 3 April 2006 silam.
Sebelum meniup lilin tersebut, mantan Kapolda Sulawesi Barat itu mengatakan, ''Ini pertama kalinya media rayakan ulang tahun di ruangan Kapolda,'' katanya sambil tertawa.
Usai tiup lilin, kegiatan dilanjutkan dengan ngobrol terkait rangkaian acara dan perjalanan Kapolda Riau menjadi seperti sekarang ini menjadi pimpinan Kepolisian Daerah Riau.
Pimpinan Umum Harian Pekanbaru MX, A Kadir Bey SE MM mengungkapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya. Atas kesediaan Kapolda meniup lilin, sebagai tanda 12 tahun umur harian Pekanbaru MX berperan serta ikut membangun dan mengawal pembangunan di Provinsi Riau.
Kepada Kapolda Riau, Kadir Bey mengungkapkan bahwa Harian Pekanbaru MX merupakan satu-satunya koran metro yang mengulas berita kriminal di Provinsi Riau.
Lebih jauh Kadir menyatakan, bahwa Harian Pekanbaru MX lahir karena ingin memberikan edukasi kepada masyarakat. Agar setelah membaca berita di Koran MX, masyarakat dapat belajar agar menjadi korban kejahatan berikutnya.
''Mewakili perusahaan, saya mengucapkan rasa terima. Bahwa Bapak Kapolda sudah menyediakan waktu untuk kami,'' katanya.
Bertepatan perayaan HUT ke 12 ini, Kadir mengungkapkan, pada momen HUY di tahun 2018 ini. Pekanbaru MX juga ingin memberikan edukasi dalam hal lain seperti contoh mengadakan kegiatan Workshop bagaimana agar tidak masuk ke lingkungan pekerjaan.
''Kegiatan ini karena pernah saya baca, hasil penelitian Universitas Indonesia, bahwa terdata sebanyak 70 persen kalangan pekerja adalah pengguna narkoba,'' ungkapnya.
Menjawab penjelasan dari Pimpinan Umum Pekanbaru MX, Kapolda mengungkapkan, yang pasti memang pengguna narkoba itu banyak dari kalangan pekerja.
Menurutnya, seperti pengalamannya bertugas di Lampung. Bahwa narkoba itu banyak digunakan para pekerja tambang.
''Mereka menggunakannya, agar fisiknya tahan. Sehingga dapat bekerja melebihi waktu yang semestinya,'' ungkapnya.
Selain itu, ia mencontohkan, seperti kasus di Bali, ada seorang kalangan legislatif yang Nyambi menjual narkoba. Dari kasus tersebut, kita lihat bahwa upahnya sebagai wakil rakyat masih kurang.
Menurut dia, beredarnya narkoba dikalangan masyarakat menjadi bukti bahwa narkoba adalah salah Proxy War yakni perang tanpa senjata.
''Proxy War ini untuk melemahkan generasi yang akan datang. Maka kita harus bersama-sama menyatakan perang lawan narkoba,'' ujarnya.
Kapolda mencontohkan, ia sekalipun saat mengikuti tes pimpinan, juga harus melalui tes bebas narkoba. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia mengakui melakukan tes dibeberapa klinik agar mengetahui betul-betul bebas narkoba.
Atas kunjungan direksi Pekanbaru MX ini, Kapolda mengungkapkan, baginya teman-teman datang kesini sungguh luar biasa. Karena teman-teman percaya, dan disamping kebanggaan baginya.
''Itu yang kita butuhkan sekarang ini, dalam artian saya dan media harus bermitra. Dimana posisi Media sebagai mintra Polri, juga bertindak sebagai wasit,'' katanya.
Terkait kerja media, Kapolda mengatakan, bahwa sifat koreksi dari media adalah saran yang kotruktif dan membangun.
Maka menurut Kapolda, sudah saatnya media lebih berkembang mengawasi demokrasi. Dimana posisi Media adalah sarana pendidikan tanpa ruang kelas.
''Contohnya suatu kejahatan, dibaca masyarakat. Maka masyarakat yang cerdas dapat menjadikannya suatu pelajaran,'' ungkapnya.
Maka dengan membaca berita di Pekanbaru MX, masyarakat diharapkan dapat mengambil pelajaran agar dapat mengantisipasi terjadinya kejahatan.
Selain itu, menurutnya dari pemberitaan tersebut pihak pelaku kejahatan juga dapat belajar. Dengan berupaya menghilangkan barang bukti.
''Maka masyarakat untuk waspada, fd dan dapat menjadi polisi bagi diri sendiri. Karena pelaku kejahatan juga terus belajar, menghindari proses hukum terhadap tindakannya,'' ungkapnya.
Namun, situlah pihaknya selaku petugas keamanan terus belajar dan beradaptasi terhadap perkembangan zaman. Dimana, saat ini kejahatan selalu meningkat mengikuti perkembangan zaman.
''Dari perkembangan zaman, Identifikasi sidik jari itu menjadi sangat sulit. Namun kita (Polda, red) pun harus bisa beradaptasi sesuai zaman,'' akunya.
Kapolda menyatakan, bahwa dirinya dari dulu tidak berubah. Menurutnya hanya pangkatnya yang berubah. Sebagai bagian dari masyarakat, Kapolda mengatakan, dirinya selalu memposisikan sebagai bagian dari masyarakat.
Menurutnya, jabatan yang diembannya sekarang ini adalah alternatif terakhir. Karena jika mengedepankan jabatan, itu akan membuat orang lain menjadi minder.
Penjelasan itu, sambung Kapolda sama hal nya dengan penegakan hukum. Dimana proses itu adalah alternatif terkahir.
''Maka saya sarankan, yang paling utama sekarang dan masa yang akan datang. Polisi harus menjadi sebagai pelayan, penganyom. Maka upaya itu akan dapat perhatian dari masyarakat,'' katanya.
Terkait silaturahmi Pekanbaru MX ini, Kapolda mengharapkan, bahwa silaturahmi ini adalah awal mula yang positif. Untuk kedepannya kerja sama ini harus kita pelihara dan tingkat kan.
''Media adalah corong kepolisian. Maka mari sama-sama kita membangun Riau kearah yang lebih baik,'' ajaknya.
Sebagai pimpinan Kepolisian Daerah Riau, Kapolda mengungkapkan, setiap bertugas ia mengedepankan sikap yang natural saja. Karena menurutnya, setiap kepalsuan tidak akan bertahan lama.
''Saya pernah turun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Dimana saat itu, saja dimarahi warga. Keesokan harinya, warga tersebut kaget, karena tahu saya adalah Wakapolres Bengkalis. Itu yang ingin saya tonjolkan, bahwa jabatan itu adalah amanat. Karena saat saya bukan, Kapolda lagi, otomatis saya akan menjadi masyarakat biasa,'' katanya.
''Maka sejak saya menjadi Polisi, saya tekankan pada diri saya. Bagaimana kita menghargai orang lain, bukan karena jabatannya. Tetapi karena kapasitasnya. Jabatan itu amanah, masalah tanggungjawab semua sama,'' ungkapnya.
Membahas Provinsi Riau, Kapolda mengatakan, Provinsi Riau memiliki potensi alam yang kaya. Maka, ia berharap kedepannya masyarakat dapat memimpin pemimpin yang harus mengedepankan pendidikan generasi bangsa.
Ia mencontohkan, ia bisa menjadi Kapolda seperti sekarang ini. Karena ridho dari Allah.
''Contohnya semasa SD, SMP, SMA saya menggunakan surat miskin. Tapi saat tes Polisi, saya tidak bayar, karena Ridho dari Allah maka saya lulus,'' tuturnya. (Repropekanbarumx).