PTIK Akan Jadikan Wilayah Hukum Polda Riau Sebagai Object Penelitian Terorisme

PTIK Akan Jadikan Wilayah Hukum Polda Riau Sebagai Object Penelitian Terorisme
Ketua Tim Peneliti PTIK Kombes Jacobus Alexander Timisela
Selasa 18 September 2018 19:46:07 WIB
tribratanewsriau.com. Penelitian yang melibatkan tokoh masyarakat, anggota TNI, Kejaksaan Negeri, Kepolisian, hingga sejumlah organisasi masyarakat (ormas) itu dilakukan di aula Polres Metro Bekasi Kota, Selasa (18/9/2018).

Sebagaimana diberitakan oleh kantor berita Wartakotalive com bahwa Dalam penelitian, mereka yang hadir diminta mengisi kuisioner berisikan tentang pandangan masyarakat terkait tindak terorisme dan keterlibatan perempuan dalam terorisme. Selain itu, mereka yang hadir diminta untuk menyampaikan pendapat dan masukkannya soal terorisme di Indonesia.

Ketua Tim Peneliti PTIK, Kombes Jacobus Alexander Timisela mengatakan, rangkaian penelitian ini telah dilakukan sejak awal bulan September ini. Peneliti dilakukan dibeberapa wilayah yakni Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, Polda Jawa Timur, Polda Riau.

"Kalau Polres, itu di Polres tertentu seperti Bekasi ini yang memang beberapa seringkali terjadi tindak teroris ataupun lokasi rumah terduga teroris itu," katanya kepada Wartawan Selasa (18/9/2018). Ia mengatakan hasil penelitian ini akan di seminarkan pada tanggal 30 September 2018.

"Kegiatan penelitian maraton langsung di berbagai wilayah, sampe nanti kita angkat hasil penelitian ini di seminar tanggal 30 September. Hasil penelitian bisa menjadi bahan evaluasi dalam penanganan terorisme," jelasnya.

Untuk pemilihan tema penelitian, lanjut Timisela melihat fenomena yang berkembang.
"Banyakan teroris kan perempuan bukan sebagai kolabor lagi tapi juga action. Contohnya kasus di Surabaya, ini fenomena baru yang harus diteliti," ucapnya.

Ia menambahkan dari hasil penelitian sementara keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme dikarenakan ketaat istri kepada suami maupun doktrin mendapatkan surga dan kesejahteraan.

"Istri taat ke suatu yang hal yang baik, tapi tidak untuk radikal. Ini yang harus ditanamkan, pengetahuan soal terorisme suatu kejahatan ini harus ditanamkan," katanya.

Kemudian doktrin juga dapat mempengaruhi. "Doktrin biasalah menyangkut masalah keimanan yang bersifat mendasar, itu yang paling mudah. Itu masalah doktrinasi, cuci otak kan mudah atau cepet prosesnya kalau orang yang sakit hati," paparnya

Scroll to top