Selasa 23 Oktober 2018 13:35:56 WIB
tribratanewsriau.com - Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi Riau melaksanakan audiensi bersama Kapolda Riau pada hari Selasa (23/10/2018) bertempat di ruang tamu utama polda Riau.
Peserta Audiensi yang hadir di ketuai oleh Bapak Hendrik bersama 12 orang perwakilan dari masing-masing paguyuban yang ada di Riau.
Ucapan terimakasih disampaikan Ketua FPK kepada Kapolda Riau dan staf atas penerimaan kunjungan dari pengurus Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi Riau. Dalam audiensi tersebut Ketua FPK menyampaikan juga pembentukan FPK oleh Permendagri dan sebagai di Riau adalah Gubernur dan Kapolda, untuk alamat kantor berada di Kesbangpol dan tugas sehari-hari FPK adalah sebagai untuk memperjelas dan kerukunan pembauran antar suku-suku dan umat beragama.
Selain itu Ketua FPK juga menyampaikan tujuan dari kunjungan ini untuk mempererat tali silaturahmi dengan Kapolda Riau beserta jajaran, sekaligus mengharapkan dukungan dari Kapolda Riau untuk mengantisipasi masalah - masalah yang akan terjadi pada Pileg dan Pilpres 2019 dengan bertujuan mempermudah berkoordinasi dengan Polda Riau
Kapolda Riau mengucapkan terima kasih kepada pengurus Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi Riau atas berkenannya melakukan kunjungan silaturahmi ke Polda Riau. Kapolda Riau menyampaikan kepada FPK tentang berita-berita bohong atau Hoax yang ada banyak di temukan di Media sosial, untuk itu kita harus membantu masyarakat untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat dalam bagaimana cara mengatasi dan menyikapi masalah berita-berita bohong tersebut.
Untuk permasalahan sangketa tanah banyak terjadi di Provinsi Riau dan kedepan akan segera dapat cepat terselesaikan karena pemerintah telah mengeluarkan peraturan baru tentang Agraria. Silahkan untuk FPK berkoordinasi di daerah yaitu kepada Kapolres ataupun Kapolsek setempat. Forum-forum kerukunan dan pembauran saat ini sampai kedepan sangat penting untuk persatuan kebinekaan. Saat ini orang banyak belajar ke Indonesia untuk kerukunan dan ke Bhinekaan tetapi ada beberapa kelompok orang indonesia juga belajar ke luar dan untuk merusak kebhinekaan tersebut.
