Penanganan Dan Penegakan Hukum Di Perairan Riau

Penanganan Dan Penegakan Hukum Di Perairan Riau


Selasa 13 Agustus 2019 12:03:47 WIB
tribratanewsriau.com. Polda Riau bersama Pro1 FM Pekanbaru mengadakan Talkshow rutin di RRI Pro1 FM dalam tajuk acara  
Jendela Kita bertempat di Studio RRI jalan Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru siang ini (13/08/2019)

Acara yang dibawakan oleh penyiar RRI Suci Raslia dan Presenter Nikky Rahardian. Hadir sebagai Narasumber adalah AKBP DR Wawan SH, MH, Kasubdit Gakkum Direktorat Polair Polda Riau

Dalam sesi dialog DR Wawan mengatakan bahwa Polair menangani semua tindak kejahatan di perairan, baik Narkoba, Pidsus dan Kejahatan Krimum dan lain lain. Dengan catatan kejadian itu terjadi di Perairan.

Untuk kegiatan di lapangan Polair Polda Riau saat ini memiliki 13 unit kapal untuk Patroli. Polair Polda Riau sedang menangani 28 buah kasus yang terkait di perairan.

Seorang penanya bernama Pak Herman dari Perawang mengungkapkan bahwa masih banyak kejahatan penyelundupan di wilayah Riau. AKBP Wawan menanggapi bahwa benar Polair masih menangani kasus kasus penyelundupan. Polair sesuai dengan peraturan perundangan mengatur bahwa kasus kasus penyelundupan kini ditangani oleh PPNS dari Bea cukai dan tangkapan Polair saat Patroli sudah diserah terimakan ke Bea Cukai

Saat ini Narkotika adalah kasus yang mendapat porsi besar karena maraknya kasus Narkoba yang sangat berbahaya bagi generasi muda

Dalam kasus Baby lobster dan udang Polair Polda Riau menangani beberapa buah kasus. Namun karena memang kasusnya sangat kompleks maka penanganannya merupakan penanganan hukum secara terpadu dengan instansi terkait lainnya

Pengalaman mengajarkan Polair bahwa para penyelundup diperairan Riau juga memikirkan alat angkut yg mereka gunakan untuk mengelabui petugas. Beberapa diantara mereka menggunakan alat transportasi yg lincah dengan mesin berkecepatan tinggi. Dan mampu mengalahkan kecepatan kapal patroli Polisi. Hal ini disikapi Polair dengan berbagai cara dimana intinya petugas Patroli tetap mampu menangkap para pelaku penyelundupan walau ada keterbatasan Kapal Patroli.

Dalam sejarahnya wilayah Bagan Siapi api pernah menjadi wilayah penghasil ikan terbesar diwilayah Sumatera. Kemunduran penghasil ikan diwilayah ini saat ini akan mampu mengalihkan nelayan disana menjadi seorang penyelundup. Polair juga selalu siap mengantisipasi dan melakukan pembinaan warga sekitar dengan bekerjasama dg pemprov Riau untuk pengembangan ekonomi wilayah.

Dalam mengelola Organisasi dan administrasi, Polair sudah memiliki Pusdik sendiri. Jadi semua personilnya memang sudah dari awal dididik untuk kebutuhan kebutuhan Gakkum di perairan. Namun demikian Polair tetap membutuhkan yang diluar dari pembinaan perairan semisal untuk bidang keuangan organisasi maka Polair tentu tetap butuh kompetensi diluar kompetensi perairan.

Polair juga memiliki peran Binmas Perairan yang membina nelayan perairan. Dengan harapan bahwa para warga perairan akan lebih paham hukum dan pembinaan di wilayah perairan menjadi lebih mudah.

Acara berakhir pukul 11.00 wib dan dilanjutkan dengan acara RRI selanjutnya
Scroll to top