Kamis 05 September 2019 23:36:31 WIB
TribratanewsRiau - Selama seminggu Operasi Patuh Muara Takus 2019, sudah 850 pelanggaran terjadi di Kabupaten Siak. Pelanggaran terbanyak terdapat di Kecamatan Tualang.
Kasat Lantas Polres Siak AKP Birgitta Atvina Wijayanti mengatakan, dari seluruh pelanggaran kebanyakan tidak menggunakan helem saat mengendarai sepeda motor.
Namun, dampak operasi Patuh Muara Takus ini sudah ada kesadaran tertib lalu lintas dibanding sebelumnya.
"Pelanggaran memang masih banyak, tapi jika dibanding sebelumnya sudah ada kesadaran. Berdasarkan survey yang kita buat, dari 30 menit lalu lintas di jalan raya sudah banyak yang tertib," kata AKP Birgitta Atvina, Kamis (5/9).
Adapun jenis pelanggaran lain selain tidak menggunakan helem, juga banyaknya pengemudi mobik yang tidak pakai safety belt, anak mengendarai motor, bonceng tiga dan lain-lain. Bagi yang melakukan pelanggaran tersebut langsung ditilang. Sementara bagi pengendara yang tertib juga diberikan reward berupaya helm, helem anak-anak dan jaket.
Personel yang terlibat sebanyak 55 orang termasuk yang bertugas patroli. Kemudian ditambah dengan TNI, Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum (PU).
"Kita sudah bagikan lebih dari 20 helm dan jaket kepada pengendara yang tertib," kata dia.
Di kabupaten Siak ada 4 titik Operasi Patuh Muara Takus, yakni di KM 6 Perawang, Minas, Km 80 Pasar Minggu Minas dan Kawasan Tertib Lalulintas (KTL) Siak.
Uniknya, banyak juga anak sekolah yang terjaring pada operasi patuh ini. Namun, petugas Satlantas Polres Siak memberikan teguran dan menyuruh melagukan lagu kebangsaan atau melakukan gerakan PBB.
"Tapi kalau sudah 3 kali melanggar aturan terpaksa kita tilang," kata dia.
Sebelum operasi patuh digelar pihaknya mengundang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pendidikan (Diadikbud) Siak.
Tujuannya untuk menyampaikan agar Disdikbud mengingatkan siswa dan orangtua siswa untuk menyadari tertib lalu lintas.
"Seluruh anak sekolah supaya disampaikan ke orangrua murid agar mereka tertib. Kita juga samakan persepsi bahwa mematuhi aturan lalu lintas itu untuk kita sendiri dan orang lain, bukan untuk polisi," kata dia.
Menurut AKP Birgitta Atvina, yang menjadi sorotan di kabupaten Siak adalah jumlah kecelakaan lalu lintas tinggi.
Karena itu pihaknya ingin masyarakat diberikan kesadaran tertib berlalu lintas.
"Kita tahu kadang masyarakat masih menggangap operasi ini bukan untuk mereka, sehingga mereka tidak mau lewat di titik-titik operasi. Padahal tujuannya kita memberikan kesadaran tetib berlalu lintas supaya dapat mengurangi risiko terhadap kemungkinan buruk di jalan raya," kata dia.
Operasi Muara Takus 2019 terus dilaksanakan sampai 11 September 2019.
Penampakan di sekitar titik operasi banyak pengendara yang tidak mau lewat karena takut ditilang.