Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam pidatonya mengatakan, pemberian remisi dan pembebasan langsung terhadap narapidana memang sudah diatur dalam perundang-undangan. Maka dari itu, di umur ke-71 Republik Indonesia (RI) ini, masyarakat binaan dapat segera melanjutkan kehidupan nya secara normal. Sehingga akan tercapai tujuan dari sistem permasyarakatan.

Di samping itu, Gubri juga sempat menyinggung permasalahan peredaran narkoba yang dikendalikan melalui dalam Lapas dan Rutan yang melibatkan oknum pegawai. "Pemerintah telah secara tegas menyatakan Indonesia darurat narkoba. Maka dari itu saya mengajak seluruh stake holder untuk memerangi permasalahan ini," ujarnya.

Gubri  menjelaskan, saat ini dia telah menerapkan instruksi yang di keluarkan oleh Kemenkum HAM untuk memperketat akses warga binaan di dalam lapas. Seperti penggunan telepon seluler hingga pengawasan yang lebih diperketat terhadap para napi.

"Dalam upaya mewujudkan zero narkoba dan penggunaan handpohone. Saya perintahkan seluruh jajaran Lapas untuk aktif mengawasi dan berkoordinasi dengan stake holder bersama BNN, Polisi, dan TNI," sebut Gubri.

Usai membacakan pidato, kegiatan dilanjutkan dengan berbagai macam acara yang dilaksanakan di Lapas. Beberapa rangkaian acara turut diisi oleh para narapidana. Seperti tarian saman yang berasal dari Provinsi Aceh (eda)