Ekses dari perkelahian,
Minta Duit, Malah Ditebas Dengan Parang

Minta Duit, Malah Ditebas Dengan Parang


Jumat 16 September 2016 10:15:15 WIB
tribratanewsriau. Perkelahian maut terjadi di Pasar Dupa, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Rabu (14/9) sore kemarin. Seorang pria bernama Deri Rahman Tanjung tewas dibacok saat meminta jatah upah bongkar muat.

Warga Perumahan Mitra Garden, Jalan Suka Karya, Kecamatan Tampan itu sempat dilarikan warga ke RS Syafira yang tak jauh dari lokasi kejadian. Sayang, nyawanya tak tertolong lagi. Dia mengalami luka bacok di tangan kiri hingga banyak mengeluarkan darah.
 
Hari itu juga, pelaku yang membacok Deri Rahman Tanjung dengan menggunakan parang berhasil diamankan petugas Polsek Bukit Raya. Dia berinisial BS. Pria 34 tahun tersebut sehari-hari bekerja di salah satu toko di Pasar Dupa. 
 
Peristiwa ini bermula sekitar pukul 14.30 WIB. Mulanya, BS yang duduk di toko CV KLP Nusantara, penjual rempah-rempah dihampiri korban bersama dua orang temannya Puji dan Sinop. Mereka meminta uang.
 
Dari tempat tadi kemudian korban langsung menjumpai Oyon. Dia menanyakan uang bongkar muat yang sudah dikerjakan duluan sebelumnya. Keributan pun tak bisa dihindarkan.
 
"Korban menjumpai Oyon, teman tersangka BS. Waktu itu dia memegang kayu dan berniat meminta uang" ujar Kapolsek Bukit Raya Kompol Firman VWA Sianipar SH MH melalui Kanit Reskrim AKP Sihol Setinjak, Kamis (15/9) siang.
 
Melihat korban dan Oyon ribut, BS datang dan bertanya apa yang telah terjadi. Sontak, korban marah. Dia langsung mengejar BS sambil memegang kayu. 
 
"Pelaku dan korban sempat bertengkar mulut. Melihat korban memegang kayu, pelaku masuk ke toko dan mengambil parang di atas meja," lanjutnya lagi.
 
Lantaran sama-sama tak bisa membendung emosi, korban duel dengan BS. Korban sempat melayangkan kayu ke arah BS, namun berhasil ditangkis dengan menggunakan tangan kanannya.
 
Kemudian korban menarik tangan BS yang sedang memegang parang dan menjepitkannya di sela ketiak kiri. Lalu BS menarik tangannya. Sehingga senjata tajam tadi melukai korban.
 
Darah segar mengalir di tangan korban. Ia langsung dilarikan temannya Puji dan Sinop ke RS Syafira. Tuhan berkehendak lain, ia menghembuskan nafas terakhirnya saat menjalani perawatan intensif. "Korban meninggal dunia karena kehabisan darah," terang Kanit.
Kabar peristiwa ini sampai ke Polsek Bukit Raya. Petugas langsung turun ke tempat kejadian untuk melakukan penyelidikan dan olah TKP. 
 
"Menerima informasi itu anggota langsung turun untuk mengecek lokasi. Di sanalah kita mengamankan tersangka BS. Memang dia tidak melarikan diri," terangnya.
 
Di lokasi kejadian, petugas mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya sebilah parang panjang digunakan BS dan pakaian korban yang berlumuran darah.
 
"Kini kasusnya masih dalam proses penyidikan. Pelaku dikenakan Pasal 351 Ayat 3. Ancaman hukumannya 7 tahun penjara" pungkasnya.

"Saya akanBertanggung Jawab"
 
BS hanya bisa menyesali perbuatannya saat meringkuk di dalam sel tahanan Mapolsek Bukit Raya. pria asal Jawa Barat ini mengaku tidak ada niat untuk menghabisi nyawa Deri Rahman Tanjung.
 
"Niat saya ingin menakuti dia bang. Saat saya bawa parang, ternyata dia tidak takut juga karena langsung mengayunkan kayu ke arah saya" terangnya.
 
Emosinya tersulut, aku BS, karena korban sering meminta uang jatah kepadanya. "Uang setorannya per tahun. Satu tahunnya Rp1,5 Juta. Yang dia minta untuk tahun ini. Dia ini sudah lama kayak gitu," jelas BS saat dibawa ke ruangan Kanit Reskrim Polsek Bukit Raya AKP Sihol Setinjak, Kamis (15/9) siang.
 
Sambil menundukkan kepalanya, BS mengaku bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. "Kalau saya mau melarikan diri, saya bisa saja. Tapi saya tidak mau, karena takut hukumannya lebih berat lagi," ucap BS.
 
Ternyata, BS memiliki seorang istri berinisial F dan dua orang anak. Namun mereka tidak mengatahui kalau dirinya melukai korban.
 
"Saat kejadian istri saya di lantai dua roko. Begitu juga dengan anak saya. Kami tinggal di sana (TKP). Sekarang saya menyesal, karena tidak bisa berkumpul dengan keluarga dan mengantarkan kedua anak saya sekolah sama mengaji" ujarnya sambil menunduk.
 
Bak pepatah, nasi sudah menjadi bubur. BS tetap tegar menjalani hukumannya. "Saya akan menjalaninya. Saya bertanggung jawab atas kejadian ini," pungkasnya. (eda)
Scroll to top