Kapolda Riau Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan Di Halaman Kantor Gubernur

Kapolda Riau Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan Di Halaman Kantor Gubernur


Jumat 10 November 2017 10:46:27 WIB
Tbnews Polda Riau - Kapolda Riau menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan pada hari Jumat (10/10/2017) yang dilaksanakan di halaman kantor Gubernur Riau di Jl. Jenderal Sudirman.

Dalam Upacara peringatan Hari Pahlawan tersebut turut hadir para pejuang veteran sebagai tamu undangan dan juga hadir para Forkopinda Prov Riau.

Para peserta Upacara terdiri dari Pleton TNI AD, AU, Brimob Polda Riau, Sabhara Polda Riau, Satpol PP Prov, PNS dan Pelajar.

Bertindak selaku Perwira Upacara AKBP Posma Lubis dan Komandan Upacara AKBP D. Marpaung serta selaku Inspektur Upacara Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rahman.

Dalam amanatnya Gubernur Riau membacakan amanat dari Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang mengatakan bahwa setiap tanggal 10 november, seluruh bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, dengan mengenang para pendahulu kita, Pahlawan dan perintis kemerdekaan, para pendiri Republik Indonesia, dengan segenap pemikiran, tindakan dan gerakan perjuangan kolektif yang mereka lakukan, sehingga saat ini kita semua bisa menikmati hidup di bumi Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, bangsa yang sederajat dengan bangsa lain, bangsa yang menyadari tugas sejarahnya untuk menjadikan kemerdekaan sebagai jembatan emas bagi terwujudnya indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
 
Para pendiri bangsa mengabarkan pesan penting kepada kita. Pesan itu adalah bahwa setelah kemerdekaan diraih, maka tahapan selanjutnya kita harus bersatu terlebih dahulu untuk bisa memasuki tahapan bernegara selanjutnya yakni berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena pesan fundamental itulah maka peringatan hari pahlawan 10 november tahun 2017 ini kita mengambil tema "perkokoh persatuan membangun negeri". Apabila kita mampu bersatu sebagai satu bangsa maka kita dapat maju bersama-sama dan mendistribusikan berkah kemerdekaan bagi seluruh masyarakat indonesia.
 
Menurut Khofifah dalam amanatnya ini, Hari pahlawan yang kita peringati saat ini didasarkan pada peristiwa pertempuran terhebat dalam riwayat sejarah dekolonisasi dunia, yakni peristiwa " pertempuran 10 november 1945"  di surabaya. Sebuah peristiwa yang memperlihatkan kepada dunia internasional, betapa segenap rakyat indonesia dari berbagai ras, suku, agama, budaya dan berbagai bentuk partikularisme golongan bersama-sama melebur menjadi satu untuk berikrar, bergerak dan menyerahkan hidup dan jiwa raganya untuk mempertahankan kemerdekaan indonesia !
 
Khofifah juga mengatakan bagaimana Bung karno menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. Kalimat singkat dari bung karno ini memiliki makna yang sangat mendalam bagi kita semua. Tanpa pengorbanan dan perjuangan para pahlawan dan perintis kemerdekaan, tidak akan ada gagasan besar untuk mendirikan sebuah negara yang bernama republik indonesia.
 
Selanjutnya Khofifah mengatakan bahwa menyala-nyalanya api harapan yang menjadi pemantik dari berbagai tindakan-tindakan heroik yang mengagumkan. Begitu pula Republik Indonesia tercinta ini ketika diproklamirkan.
 
Dalam semangat cinta tanah air, Khofifah menekankan agar kita menjaga pusparagamnya dan kebhinekaan kita. Pada 28 oktober 1928, seluruh pemuda indonesia meluluhkan ego-ego kedaerahan, kelompok, ras dan golongan untuk menyatakan dan berikrar sebagai satu tanah air indonesia, bangsa indonesia dan bahasa indonesia.

Kemudian tak bisa kita elakkan kenyataan sejarah bahwa wage rudolf supratman untuk memperdengarkan lagu yang selanjutnya menjadi lagu kebangsaan indonesia raya dalam pertemuan sumpah pemuda 1928. Kesadaran keindonesiaan ini pula yang menggerakkan seorang keturunan tionghoa bernama kwee kek beng yang menjadi pemimpin redaksi koran sin po. Pada saat kepemimpinan beliaulah koran sin po menjadi koran pertama yang berani memuat teks lagu Indonesia Raya meskipun harus berhadapan dengan ancaman kolonial belanda.

Keteladanan untuk membangun kebersamaan dan persatuan yang melampaui partikularitas ini pula yang menggerakkan pemuda kristen asal ambon bernama johannes leimena untuk mengkonsolidasikan para pemuda kristen lainnya, meninggalkan partikularitas menjadi satu, menjadi bagian dari bangsa indonesia. Semangat rela berkorban ini pula yang menggerakkan KH. Wahab hasbullah pada tahun 1934 melahirkan syair menggetarkan yaa ahlal wathan  (wahai patriot bangsa) yang dengan karya seni ini beliau mengisyaratkan sebuah fatwa penting bahwa kecintaan terhadap tanah air indonesia adalah bagian dari iman, selanjutnya pada peristiwa pertempuran 10 november, inspirasi dari RA Kartini, ikrar Sumpah Pemuda, lagu Kebangsaan Indonesia Raya, keberanian dari Kwee Kek Beng, komitmen dari Johannes Leimena, syair “yaa ahlal wathan” dan berbagai karya cipta yang menggerakkan ruh pendahulu kita, berperan besar sebagai penanda estetik heroik, sebagai energi penggerak arek-arek suroboyo yang dibantu dengan semangat solidaritas dan bela rasa oleh seluruh rakyat indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan republik indonesia.
 
Selanjutnya Khofifah mengingatkan bahwa kita harus bersemangat dan berkorban menjaga persatuan indonesia. kita harus panggil memori kita, pada saat fajar kemerdekaan indonesia, 18 agustus 1945 para pendiri republik dari golongan islam yakni KH Wahid hasyim, Kasman Singodimejo, Ki Bagoes Hadikusumo dan Tengkoe Muhammad Hassan bersama dengan Muhammad Hatta memberikan sumbangan besar bagi bangsa ini yakni menghapus tujuh kata "dengan menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya" dan merubah sila pertama menjadi  "Ketuhanan Yang Maha Esa" dengan lapang hati.

Semangat kebangsaan kita yang juga kita kenang hari ini di hari pahlawan adalah sebuah nasionalisme yang dilandasi oleh Kemanusiaan Universal bukan Nasionalisme yang sempit. Sebuah nasionalisme yang oleh bung karno diikrarkan bahwa "my nationalism is humanity". Sebuah nasionalisme yang ditegaskan dalam pidato 1 juni lahirnya pancasila bahwa nasionalisme hanya bisa hidup subur di dalam tamansarinya internasionalisme.
 
Hanya dengan revolusi mental yang positif, optimis dan sadar riwayat kita sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat dan terbuka kita menyelami tantangan dan persoalan yang kita hadapi bersama dengan semangat persatuan didalam kesetaraan seluruh anak bangsa tanpa diskriminasi.

Pada kesempatan amanatnya ini Khofifah mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk terus berjuang, bekerja, berkarya menjadi pahlawan bagi diri sendiri, pahlawan bagi lingkungan, pahlawan bagi masyarakat maupun Pahlawan bagi Negeri ini.
 
Di penutup amanatnya Khofifah tak lupa mengucapkan Selamat Hari Pahlawan Tahun 2017 untuk seluruh warga bangsa Indonesia dimanapun berada.
Scroll to top