Hal ini bermula saat oknum polisi jajaran Polda Riau ditunjuk sebagai panitia dalam acara peresmian sebuah sekolah di Kampar dan dituding mengundang salah datu balon Gubri ke Kecamatan Tambang, Kampar, Selasa (23/1/2018) lalu.

Oknum polisi dimaksud, Kompol FD, kebetulan orang yang dituakan di tempat itu. Lantas tokoh masyarakat menunjuk beliau untuk menjadi panitia dan mengundang Bupati Kampar.

Kedatangan Balon Gubri, yakni Firdaus MT diketahui tidak masuk daftar undangan. Melainkan tiba bersamaan dengan rombongan Bupati Kampar, Azis Zainal.

"Intinya, Balon Gubri yang maju di Pilkada 2018 mendatang ini tidak diundang di sana," ungkap Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Guntur Aryo Tejo.

Muncul pemberitaan terkait oknum polisi tidak netral, membuat Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu) Kampar, menjadi perhatian khusus yang berujung pemanggilan oknum tersebut untuk memberikan keterangan sebenarnya.

Meski demikian, oknum polisi FD sempat tidak hadir dalam pemanggilan pertamanya, karena alasan keluarga yang harus dipenuhinya.

"Benar, Banwaslu sudah memanggil FD untuk memberikan pernyataan atau mengklarifikasikan tentang tudingan tersebut. Tapi beliau sedang menikahkan anaknya saat itu," kata Guntur.

Untuk dasar tersebut, Kapolda Riau memerintahkan agar FD memenuhi penggilan kedua dari Banwaslu Kampar. Agar tidak berlarut–larut yang dikhawatirkan menjadi polemik.

"Panggilan kedua nanti, Senin (29/1/2018) pagi, FD sudah diperintahkan Kapolda Riau untuk wajib menghadiri panggilan Bawaslu," sambung Guntur.

Lebih lanjut, Guntur menyebutkan bahwasanya FD tidak lagi bertugas di Polres Kampar, namun sebenarnya ia berdinas di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau sebagai Tenaga Pendidik.

Kehadiran Balon Gubri, Firdaus ke acara peresmian MTS Muhammadiyah Gobah, Kecamatan Tambang, Kampar, Selasa (23/1/2018) lalu menimbulkan tudingan terhadap Kompol FD atas adanya ketidaknetralan saat Pilgub.