Kamis 17 Oktober 2019 13:40:54 WIB
tribratanewsriau.com - Joko Widodo dan Ma’ruf Amin akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada Minggu (20/10). Diharapkan, kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tetap terjaga jelang dan sesudah pelantikan tersebut.
Harapan itu turut disampaikan sejumlah tokoh masyarakat Riau. Mereka mengajak masyarakat untuk menolak ajakan untuk melakukan aksi unjuk rasa.
Seperti disampaikan Syafrinaldi. Rektor Universitas Islam Riau (UIR) menyatakan, pihaknya beserta civitas akademika menolak aksi unjuk rasa yang bersifat anarkis dan berbagai macam aksi radikalisme, dilansir berita online haluanriau.co
“Kita juga menolak aksi terorisme dan intoleransi yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan RI,†ujar Syafrinaldi, Rabu (16/10).
Saat ini, kata dia, kondisi damai itu telah dirasakan masyarakat Bumi Lancang Kuning. Kondisi tersebut pastinya didukung penuh oleh seluruh komponen masyarakat.
Terpisah, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas. Dia menyatakan penolakannya adanya aksi unjuk rasa yang anarkis, serta mengutuk terjadinya aksi terorisme dan radikalisme. Menurut dia, ajaran agama apapun pastinya tidak membenarkan itu.
Mengenai pelaksanaan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 ini, dia mengajak seluruh umat beragama untuk menjaga kondusifitas dan keamanan negara.
“Karena itu menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia,†singkat Ismardi Ilyas.
Senada, Ketua Umum Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk Seri Syahril Abubakar mengajak seluruh komponen masyarakat di daerah ini untuk menghormati pelaksanaan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih berdasarkan hasil Pemilu 2019. Apalagi, anggota DPR RI, DPRD provinsi, kabupaten, dan kota telah dilantik.
“Ini amanah konstitusi kita. Anggota DPR saja sudah dilantik. Tentunya Presiden dan Wapres juga harus dilantik,†sebut Syahril.
Ia mengajak juga dalam pelantikan Presiden dan Wapres, Jokowi-Ma’ruf Amin, semua masyarakat menjaga kehormatan pelaksanaan acara. Hal ini dipastikan hadir dalam pelantikan tersebut kepala pemerintahan dan kepala negara di belahan dunia ini.
“Jangan sampai saat pelantikan ada kericuhan, dan ini akan merusak citra Indonesia oleh negara lain,†tandasnya. *