Sebagaimana diberitakan oleh kantor berita mediakepri, Hal ini disampaikan Sunaryo dalam acara sosialisasi tentang komitmen bersama pencegahan penularan Covid–19 dan penerapan New Normal di wilayah kerja UPT Puskesmas Sadar Jaya di halaman Kantor Desa Sungai Nibung, Selasa, 09 Juni 2020.

Diawali dengan ucapan Basmalah, Sunaryo berpantun :

“Siak Kecil sangatlah ramah warganya,

Ikan Tapah adalah kebanggaannya,

Walaupun New Normal Suasananya,

Kita tetap semangat karena kebersamaannya.”

Menitik beratkan pada rasa kebersamaan, Sunaryo kembali mengingatkan bahwa pencegahan penularan Covid–19 tidak akan bisa efektif kalau tidak dilakukan secara bersama–sama oleh semua pihak. Yaitu, bersama–sama melakukan pencegahan penularan dengan menerapkan pola hidup sehat sesuai Protokol Kesehatan Penanganan Covid–19.

Keberhasilan kita dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berakhir tanggal 28 bulan lalu, lanjut Sunaryo, karena dilakukan secara bersama–sama oleh semua pihak. Begitu juga penerapan New Normal ini akan berhasil jika kita lakukan secara bersama–sama pula.

Selanjutnya, ayah dari Shintia, mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di NKRI yaitu Universitas Gadjah Mada yang bertindak sebagai pemandu acara dalam acara ini mengatakan, masih ada masyarakat kita yang belum memahami secara utuh tentang Covid–19. Sehingga masih ada yang kurang peduli dengan yang namanya Protokol Kesehatan.

“Covid–19 adalah penyakit yang mematikan. Obatnya belum ditemukan. Jangan main–main dengan penyakit ini,” ujar Sunaryo tegas.

Maka dari itu, lanjut Sunaryo, ia tidak bosan–bosannya mensosialisasikan tentang New Normal berikut tata cara pelaksanaan dan penerapan Protokol Kesehatan dalam setiap aktifitas yang dilakukan.

“Dengan sosialisasi, diharapkan masyarakat dapat memahami secara utuh apa itu New Normal sehingga tidak ada lagi perbedaan penafsiran, dengan kata lain, tidak ada lagi multi tafsir,” ujar Sunaryo.

Selanjutnya, Sunaryo yang juga ayah dari Diva, putri cantik pelantun lagu “Jangan Salah Menilai” dalam acara tersebut mengatakan, untuk yang ketiga kalinya, ia ikut melakukan sosialisasi tentang New Normal, tanpa ada sedikitpun rasa malas dan bosan.

Dikatakan Sunaryo lagi, semua yang hadir sekarang mewakili seluruh masyarakat desanya. Untuk itu, beri pemahaman kepada masyarakat tentang New Normal.

Setelah itu, lanjut Sunaryo, lakukan pengawasan terhadap penerapan Protokol Kesehatan dalam setiap aktifitas baik itu dibidang ekonomi, sosial, budaya maupun keagamaan.

Saran Sunaryo, setiap desa punya 10 orang Linmas. Percayakan kepada mereka untuk pengawasan di tempat–tempat umum dan pusat keramaian seperti pasar, rumah ibadah dan lain sebagainya. Libatkan Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Satpol PP serta semua relawan Covid–19. Jika ada warga yang tidak menerapkan Protokol Kesehatan, beri teguran. Jika tidak mau ditegur, catat namanya lalu laporkan kepada kepala desa.

“Jangan gara–gara nila setitik, rusak susu sebelanga,” ujar Sunaryo berpribahasa.

Selanjutnya, mengutip filosofi seorang Jenderal militer Kekaisaran Tiongkok Kuno Sun Tzu ( 545 SM – 470 SM ) dalam bukunya yang berjudul “Sun–Tzu The Art of Warefare” Sunaryo mengatakan, “Kenali dirimu, Kenali musuhmu, Seribu pertempuran, Seribu kemenangan.”

Filosofi tersebut mengibaratkan Covid–19 adalah musuh bersama. Sedangkan upaya yang kita lakukan untuk mencegah penularannya adalah pertempuran. Maka dari itu, untuk memenangi pertempuran melawan Covid–19, kita harus beri pemahaman kepada semua masyarakat yang ada di Kecamatan Siak Kecil ini apa itu Covid–19 dan bagaimana cara mengantisipasinya, ujar Sunaryo mengibaratkan.

Terakhir, mantan Pasukan Gegana Sat Brimob Polda Riau ini mengatakan, kita harus bersatu padu serta seiring sejalan demi satu tujuan yaitu New Normal berjalan sesuai Protokol Kesehatan dan warga Kecamatan Siak Kecil tidak ada yang menjadi korban dari Covid –19, tutupnya.