Buat Hujan Buatan, Pesawat Modifikasi Cuaca Bergerak Hari Ini

Buat Hujan Buatan, Pesawat Modifikasi Cuaca Bergerak Hari Ini


Senin 16 September 2019 07:32:52 WIB
tribratanewsriau.com. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto didampingi Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, turun langsung meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, Minggu (15/9/2019).

Sebagaimana diberitakan oleh kantor berita Panglima TNI mengatakan, besok akan mendatangkan pesawat Hercules dengan kemampuan menyebar 5 ton garam. Hal ini untuk menindaklanjuti informasi dari BMKG bahwa ada potensi untuk bisa suksesnya hujan buatan pada pekan ini.

Hingga Minggu (15/9/2019) pagi, masih terdeteksi ada 27 titik api kategori tinggi di Provinsi Riau. Secara umum Kota Pekanbaru masih diselimuti asap tipis hingga tebal dengan jarak pandang mencapai 1 km ada pukul 07.00 WIB dan pada pukul 10.00 WIB.

Adapun jarak pandang berkisar antara 1 hingga 2.2 km dan suhu berkisar hingga 37 derajat celcius. Sedangkan kualitas udara menurut pengukuran PM10 pada pukul 07.00–10.00 WIB berada pada kisaran 182–201 ugram/m3 atau dalam level tidak sehat.

Dalam kunjungannya itu, setelah terbang menggunakan helikopter TNI AU selama 25 menit dari Lanud Pekanbaru, rombongan mendarat di lapangan bola desa Kerumutan, Pelalawan, Riau untuk meninjau karhutla di dekat pompa minyak Pertamina di Blok Eka Kuning.

Sepanjang perjalanan, kendaraan rombongan melintasi jalan terjal berupa tanah di antara belantara perkebunan kelapa sawit. Sebelum tiba di Blok Eka Kuning, rombongan disambut dengan bekas lahan dan hutan yang terbakar, bahkan masih teramati adanya asap dari kebakaran tersebut.

Sesampainya di titik lokasi pemadaman, Panglima TNI segera mengambil komando untuk menggerakkan pasukan dan melakukan analisa dan evaluasi (anev) terkait kendala dan kebutuhan pemadaman yang dilakukan melalui darat.

Panglima TNI mendapat laporan bahwa perlu adanya alat berat untuk membuka dan memperluas parit. Selain itu pompa air berikut selangnya juga harus ditambah sehingga dapat menjangkau titik api. “Kita akan kirim eskavator untuk memperlebar parit. Kemudian juga pompa air beserta selangnya,” ujar Panglima Hadi dalam siaran pers BNPB yang diterima SINDOnews, Minggu (15/9/2019).

Sebagai alat pantau siaga karhutla, TNI juga akan mengirimkan drone yang akan terbang selama 24 jam siang dan malam. Hal itu penting karena terdapat perbedaan data pada saat dan sesudah matahari terbenam. “Drone ini akan diterbangkan 24 jam penuh untuk memantau. Api ini harus terus diamati karena siang dan malam beda. Kadang api padam saat siang, lalu malamnya menyala lagi,” ucap Hadi.

Seusai memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau, Panglima TNI bersama Kapolri dan Kepala BNPB terjun langsung meninjau lokasi Karhutla.

Panglima TNI bertolak ke Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelelawan untuk meninjau lokasi Karhutla yang turut hadir Gubernur Riau Drs. H. Syamsuar, Dirjen Gakkum LHK, Pangdam I/Bukit Barisan, Asops Panglima TNI, Asops Kasau, Asops Kapolri, Aster Panglima TNI, Aslog Panglima TNI, Kapolda Riau dan Kapus Meteorologi Publik BMKG.

“Saat ini untuk hotspot sudah mulai turun, hari ini terpantau ada 44 hotspot kemudian kalau kita lihat secara visual untuk asap di Pekanbaru ini sudah mulai menurun, terihat dari jarak pandang penerbangan sudah mulai naik,” Terang Panglima TNI.

Hal tersebut, kata dia, membuktikan bahwa kerja tim satgas telah membuahkan hasil. Panglima TNI juga menyampaikan akan menambah kekuatan pasukan dan peralatan diantaranya eskavator dengan tujuan memaksimalkan kinerja tim satgas.

Sementara itu, Kapolri Jendertal Tito Karnavian mengaku heran setelah melihat sendiri karhutla yang ada di Provinsi Riau dari helikopter. Pasalnya dari sekian ribu hektar luas lahan yang terbakar, tidak satupun yang mencakup lahan perkebunan sawit dan tanaman industri lainnya.

Tito menganggap hal itu sekaligus menunjukkan masalah karhutla ini murni karena ulah manusia dan pelakunya adalah oknum yang sama. “Apa yang sudah kami lihat dari helikopter bersama panglima TNI dan Kepala BNPB, lahan yang sudah jadi perkebunan, baik sawit maupun tanaman industri lainnya, kok tidak ada yang terbakar. Misal pun ada paling hanya sedikit dan di pinggir. Ini menunjukkan adanya praktek ‘land clearing’ dengan mudah dan murah memanfaatkan musim kemarau,” ungkap Tito.

Sebagai fokus dalam upaya pemberantasan karhutla, Tito akan memberi ‘reward and punishment’ bagi anggotanya. Tito meminta agar pasukan satgas karhutla dapat lebih kompak dan menjaga solidaritas sehingga permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik. “Polda beserta jajarannya akan kami berikan ‘reward and punishment’,” kata Tito.

Di lokasi yang sama, melihat permasalahan yang ada, Kepala BNPB kembali menekankan upaya pencegahan untuk ke depannya melalui pendekatan kesejahteraan masyarakat dengan pertanian produktif. Selain itu perilaku masyarakat harus diubah sejak dini.

Doni mencontohkan, ada beberapa jenis tanaman produktif yang bisa menjadi alternatif untuk menumbuhkan perekonomian warga seperti kopi liberica, lidah buaya, cabai dan sebagainya. “Ini masalah cara pikir manusia. Harus diubah. Mulailah dengan menanam tanaman produktif seperti cabai, kopi liberica, lidah buaya atau bisa juga pisang,” pungkas Doni.
Scroll to top