![]() |
![]() |
|
Tbnewsriau - Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau menggelar wisuda periode IV tahun 2025 dengan penuh khidmat, Bertempat di Gedung PKM Kampus UIN Suska Riau Kamis (24/7/2025).
Sebanyak 600 wisudawan dari berbagai jenjang pendidikan dikukuhkan dalam prosesi yang dihadiri langsung oleh Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dan sejumlah tokoh penting lainnya.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Suska Riau, Prof. Dr. Hj. Leny Nofianti, MS, SE, M.Si, Ak., mengungkapkan rasa bangga atas capaian para wisudawan. Dirinya mengingatkan bahwa keberhasilan akademik harus diiringi dengan akhlak, spiritualitas, dan integritas moral.
"Ilmu saja tidak cukup. Kami ingin lulusan UIN Suska Riau menjadi manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara emosional dan spiritual," ujar Prof. Leny.
Prof Leny menjelaskan bahwa UIN Suska Riau terus mengintegrasikan ilmu sains dan teknologi dengan nilai-nilai keislaman dalam proses pendidikan.
"Kami ingin lulusan kami berkontribusi untuk kemajuan peradaban, tetapi tetap memegang teguh nilai-nilai moral dan etika. Karena pada akhirnya, keberhasilan di dunia kerja sangat ditentukan oleh karakter dan akhlak," lanjutnya.
Hadir sebagai tamu kehormatan dan orator ilmiah, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menyampaikan orasi bertajuk “Etika Lingkungan dan Masa Depan: Ekosipasi, Eko Polisi, dan Ekonomi Hijau.”
Dalam pidatonya, Irjen Herry menekankan pentingnya kesadaran etis dalam menjaga lingkungan.
"Kita harus mengubah fokus peradaban, dari pandangan yang melihat manusia sebagai pusat dari semesta, menjadi manusia sebagai bagian dari semesta. Konsekuensinya, kita tidak boleh lagi semena-mena atas nama kemajuan, kesejahteraan, maupun peradaban. Kita harus bersama-sama maju, sejahtera, dan beradab bersama alam," jelas Irjen Herry.
"Karena kita adalah perwakilan, bukan hakim, bagi para gajah Domang dan Tari, para harimau, bagi sialang, dan tanah yang tidak bisa bicara, yang tidak bisa menyuarakan kebebasannya melalui toa untuk meneriakkan keadilan, yang tidak bisa membuat petisi, dan tidak bisa mengeluarkan air mata untuk menggambarkan kesedihannya," tegas Kapolda Riau.
Irjen Herry Heryawan kemudian memaparkan peran kepolisian dalam ekologis. Dengan semangat komitmen Polda Riau untuk memberikan keadilan terhadap alam, Herry Heryawan menekankan bahwa tugas polisi bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi harus mampu menjadi eco police (ekopolisi).
Tugas polisi bukan hanya menegakkan hukum secara konvensional. Kita harus menjadi ekopolisi: sebagai pelindung ekosistem dan penjaga moral publik," katanya.
Polda Riau telah memulai ini dengan berbagai inisiatif seperti Green Policing, yang menekankan pada etika lingkungan dan restorasi lingkungan hidup sebagai basis tindakan kepolisian, Satgas PPH dalam upaya untuk memberikan efek jera kepada para perusak alam, dan Program JALUR (Jelajah Riau untuk Rakyat) untuk menyusuri sungai, masuk ke kampung-kampung, mengajar anak-anak, memeriksa kesehatan warga, dan mendengarkan suara mereka.