Operasi Keselamatan Muara Takus 2018 Berakhir, Ditlantas Polda Riau Keluarkan 10 Ribu Lebih Teguran

Operasi Keselamatan Muara Takus 2018 Berakhir, Ditlantas Polda Riau Keluarkan 10 Ribu Lebih  Teguran


Rabu 28 Maret 2018 18:12:54 WIB
 Tribratanewsriau - Operasi keselamatan Muara Takus 2018 yang dilaksanakan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Riau, telah usai. 

Terhitung, selama kegiatan yang berlangsung sejak  sejak 5 sampai 25 Maret itu, tercatat adanya peningkatan angka kecelakaan.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Riau, Kombes Pol Rudy Safiruddin menjelaskan, operasi yang digelar selama 21 hari tersebut, tercatat ada 54 kejadian kecelakaan. Angka ini meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya, yakni 44 kejadian.

"Artinya meningkat dari tahun sebelumnya 10 kejadian, atau 10 persen," kata Rudy, di ruangan kerjanya, Rabu (28/3/2018).

Korban meninggal dunia akibat kecelakaan ini, juga meningkat. Tapi tidak begitu signifikan. Dimana, pada tahun 2017 ada 23 nyawa melayang di jalan, dan pada 2018 ada 24 jiwa. Kemudian, untuk korban luka berat juga meningkat. Dari 23 orang korban di tahun 2017, pada tahun 2018 ada 35 orang.

"Luka ringan di tahun 2017 ada sebanyak 34, dan pada tahun 2018 ada sebanyak 52 orang," ujarnya.

Namun, untuk kerugian materil akibat kecelakaan ini menurun cukup signifikan. Dimana, pada tahun 2017 Rp282,75 juta, di tahun 2018 turun menjadi Rp169,45 juta. "Kerugian materil ini turun senilai Rp113,3 juta atau 40 persen," ujar Rudy.

Rudy juga menjelaskan, angka kecelakaan selama operasi itu, terbanyak terjadi di Kabupaten Kampar, yakni 11 kejadian. Angka ini juga meningkat dari tahun sebelumnya dengan 6 kecelakaan.

Menyusul setelah itu Kota Pekanbaru, dengan jumlah 7 kecelakaan. Angka ini juga meningkat dari tahun sebelumnya yakni 6 kejadian. Di peringkat ketiga, yakni Kabupaten Siak, dengan jumlah 7 kecelakaan. Angka ini sama dengan tahun sebelumnya.

Barulah setelah itu menyusul Dumai dengan 6 kecelakaan, Rohil 6, Bengkakis 5, Inhu 4, Dumai 3, Kuansing 3, Inhil 1 dan Rohul 1. "Di Meranti nihil. Tahun sebelumnya ada satu. Nggak ada kendaraan di sana ya?" ujar Rudy.

Kendaraan yang terlibat kecelakaan itu kata Rudy, adalah sepeda motor. Jumlahnya ada 67 unit. Angka ini juga meningkat dari sebelumnya, yakni 44 unit. Mobil penumpang ada 7, bus 2, mobil barang 22, kendaraan khusus 1, dan kendaraan tidak bermotor nihil. "Totalnya ada 99 kendaraan. Tahun sebelumnya ada 75 unit," jelasnya.

Dia juga menjelaskan tentang angka pelanggaran lalu lintas selama operasi. Selama 21 hari, ada sebanyak 10.200 kendaraan yang melanggar. Paling banyak adalah sepeda motor dengan jumlah 8.229. Menyusul mobil penumpang sebanyak 1.153, kemudian mobil barang 754, bus 62, dan kendaraan khusus 2.

"Pelanggaran paling banyak karena tidak memakai helm. Kemudian pelanggaran karena melawan arus," singkat Rudy.

Dia menjelaskan, selama operasi itu, tidak ada dilakukan penindakan. "Kita sengaja tidak menilang. Kita berikan peringatan kepada pelanggar. Ini adalah budaya simpati," ujarnya.

Dia juga menekankan kepada jajaran Dirlantas Polda Riau, untuk menyampaikan data yang sebenarnya. Sebab, di kemudian hari data ini akan disesuaikan dengan data di Jasa Raharja dan data lainnya. "Jangan sampai ada memainkan angka. Jangan hanya menyenangkan pimpinan saja," sebutnya.

Kemudian, kepada personil lalu lintas di lapangan kata Rudy, juga ditekankan untuk bersikap humanis kepada masyarakat. Jika masyarakat tersebut telah melanggar lalu lintas, maka personil tidak boleh arogan. 

"Petugas harusnya menyampaikan terlebih dahulu pelanggarannya. Kalau melanggar, ditilang. Tapi perlakukan dengan humanis. Jangan dibentak lalu ambil kunci. Itu perlakukan zaman dulu. Sekarang udah zaman now," ujarnya.

Dalam mengamankan lalu lintas, Dirlantas Polda Riau juga telah memiliki enam unit kendaraan baru. Kendaraan jenis mobil ini juga dilengkapi dengan kamera. "Kendaraan ini baru datang. Di kendaraan ini punya kamera," tutupnya.
Scroll to top